Sejarah Desa

Sejarah Desa

Desa Rayung konon beasal dari kata rumput Rayung, Desa memiliki 5 Dusun diantaranya :

1. Dusun Kedongkebo

2. Dusun Rayung

3. Dusun joho

4. Dusun Giwang

5. Dusun Tulung

Sejarah Desa Rayung, dalam cerita rakyat ada beberapa versi dan tiap dusun mempunyai cerita sendiri sendiri, dalam kepercayaan Masyarakat Desa Rayung ada Dusun yang dianggap paling tua yaitu :

Dusun Giwang.

Asal mula Desa Rayung konon bermula dari perjalanan onggo Lono berasal dari kerajaan glagah wangi.

Pada Zaman dahulu diselatan Dusun Giwang, tepatny dilereng gunung Bendo merupakan sarang perampok yang dikenal maling cengkalang. Suatu hari onggo lono berburu ditengah hutan yang ditemani Ki Fatah, Ki Muntingko dan Ki Mempreng, Ki Muslim, dalam perburuannya sampailah dipedukuan, disitu kita melihat Nyi Jasmirah (Nyai dari Dusun Babatan) Onggo Lono jatuh Cinta pada Nyai tersebut dan berminat meminangnya.

Pada suatu malam gerombolan maling Cengkalang merampok diBabatan dan membawa kabur Nyi Jasmirah hingga Giwang (Anting-anting)nya yang dipakai terjatuh. Mendengar hal itu Onggo Lono yang ditemani 4 Orang abdi mencarinya, dalam perjalanya ia menemukan Giwang (anting) Nyi jasmirah maka tenpat tersebut diberi Nama Dusun Giwang

Dusun Joho

Yang konon berasal dari nama pohon Joho, didusun joho ada sebuah makam keramat yaitu makam mbah fatah yang menurut cerita rakyat bahwa mbah patah adalah salah satu orang yang babat alas untuk dibuat pemukiman

Zaman dahulu hutan yang dibabat oleh mbah fatah banyak terdapat Pohon Joho maka Dusun tersebut dinamakan Dusun Joho.

Dusun Tulung

Berasal dari cerita Onggo Lono yang terluka parah dia berjalan sampai akhirnya di jatuh pingsan, disitu dia ditolong oleh Ki Suro yang sedang  menggembalakan Kerbau, ditempat iti dinamakan Dusun Tulung

Yang berarti Pertolongan. Sedangkan Ki Muntingko menyelamatkan Nyi Jasmirah, keduanya mencari onggo lono hingga ia bertemu ki Mempreng dan Ki Muslim di tengah-tengah Rayung.

Onggo Lono dirawat KiSuro digubuknya setelah Onggo Lono sadar ki Suro kembali ketempat dia mengembalakan Kerbaunya , tetapi sesampainya ditempat itu kerbaunya tidak ada, kesana kemari ia mencari hingga ia sampai disebuah Kedong dan ia melihat kerbaunya asyik Jerum didalam Kedung tersebut. Maka tempat itu dinamakan Dusun Kedong Kebo.

Ki Suro mengajak/menggiring kerbaunya Pulang, sesampainya dirumah ia melihat Onggo Lono berbaring diatas Gubuknya, Onggo Lono meneptap bersama Ki Suro, hingga akhirnya Onggo Lono bertemu Nyi Jasmirah dan 2 orang Abdinya setelah itu mereka memutuskan untuk tinggal menetap ditempat itu dan tempat itu dinamakan Mernah yang berarti  Mampang  yang letaknya ditengah2 Dusun Rayung.

Sejarah Pemerintahan Desa :

Pada zaman penjajahan Belanda Desa Rayung terbagi dalam 5 Dusun. Tiap Dusun dipimpin oleh seorang Kamiotuwo/Kepala Dusun yang dibantu oleh Bayan, Petengan, dan Jogoboyo.

Seiring dengan  perkembangan zaman Kelima Dusun  tersebut berubah menjadi satu desa yaitu Desa Rayung  yang terdiri dari  Dusun Giwang, Dusun Joho Dusun Tulung, Dusun Rayung dan Dusun Kedong Kebo. Sejak terbentuk Desa Rayung telah mengalami pergantian kepemimpinan (Kepala Desa)  sebagai berikut :

1. Tahun 1935 – 1959, Desa Rayung dipimpin oleh Damar

2. Tahun 1959 – 1985, Desa Rayung dipimpin oleh Rusmidin

3. Tahun 1985 - 1986 , Desa Rayung dipimpin oleh PJ Aboe Soejak

4. Tahun 1986 – 1994, Desa Rayung dipimpin oleh Karjo

5. Tahun 1994– 2002, Desa Rayung dipimpin oleh Parmono

6. Tahun 2002 – 2003, Desa Rayung dipimpin oleh PJ Wanto

7. Tahun 2003 – 2008, Desa Rayung dipimpin oleh Sutomo

8. Tahun 2008 – 2014 Desa Rayung dipimpin oleh Sri Hastutik

9. Tahun 2014 – 2015 Desa Rayung dipJ oleh Hermanto

10. Tahun 2015 – 2016 Desa Rayung dipJ oleh Mastar,Sp.MM

11. Tahun 2017 – 2022 Desa Rayung dipimpin oleh Sutomo

12. Tahun 2023  sampai sekarang Desa Rayung dipimpin oleh Sutomo